Selasa, 22 Januari 2013

K O L O I D

hey hey, berhubung udah masuk semester dua di kelas XI pasti deh banyak tugas yang sudah mulai menunggu. Nah, gue mau sedikit share tentang tugas Kimia gue yang Bab Koloid nih guys. cekidot yaaa =)

I.              Pengertian Sistem Koloid

Sistem koloid adalah campuran antara campuran homogen dan campuran heterogen. Diameter partikel koloid lebih besar daripada partikel larutan sejati, tetapi lebih kecil daripada partikel suspensi kasar. Partikel koloid mempunyai diameter lebih besar daripada 10–7 cm(100nm) dan lebih kecil daripada 10–5(1 nm) cm atau antara 1–100 nm (1 nm = 10–9 m = 10–7 cm). Partikel koloid dapat menembus pori-pori kertas saring tetapi tidak dapat menembus selaput semipermeabel.

II.           Pembuatan Sistem Koloid
A. Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
1.      Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
CONTOH :
a. Gas H2S dialirkan dalam larutan SO2 membentuk sol belerang
2H2S + SO2 → 2H2O + 3S
b. AuCl3 dimasukkan dalam air dan dipanaskan sera ditambah formalin encer akan terbentuk sol logam (sol emas)
2 AuCl3 + 3 H2 O + 3HCOH → 2Au + 6HCl + 3HCOOH
2.      Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Contoh : pembuatan sol Besi(III)hidroksida, sol Al(OH)3
Sol besi (III)hidroksida dibuat dari larutan FeCl3 dengan air mendidih.
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
Coklat
AlCl3(aq) + 3 H2O(l) Al(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
Putih

3.      Dekomposisi Rangkap
4.      Penggantian Pelarut
              Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan penggantian pelarut.

B. Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).

1.         Cara Mekanik
Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk   dengan medium dispersi.
2.         Cara Peptiasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid. Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein (polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim pepsin.
3.         Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.
4.         Homogenisasi
Dengan menggunakan mesin homogenisasi.
Contoh                        :
–emulsi obat di pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi.
– Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampur kan serbuk susu skim ke dalam air dengan menggunakan mesin homogenisasi.

a. Komponen Penyusun Koloid
            Sistem koloid tersusun atas dua komponen, yaitu fasa terdispersi dan medium dispersi atau fasa pendispersi. Fasa terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu. Pada    campuran susu dengan air yang disebut di atas, fasa terdispersi adalah susu, sedangkan medium dispersi adalah air. Perbandingan sifat antara larutan, koloid, dan suspensi disimpulkan dalam tabel berikut ini.
Larutan
(Dispersi Molekuler)
Koloid
(Dispersi Koloid)
Suspensi
(Dispersi Kasar)
Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra
Secara makroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra
Heterogen


Semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1 nm
Partikel berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm
Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100nm
Satu fasa
Dua fasa
Dua fasa
Stabil
Pada umumnya stabil
Tidak stabil
Tidak dapat disaring
Contoh: larutan gula, larutan garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka, air laut,
udara yang bersih, dan bensin
Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaringan ultra
Contoh:
sabun, susu, santan, jeli, selai, mentega, dan mayones
Dapat disaring
Contoh:
air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran minyak dengan air

III.         Klasifikasi Sistem Dispersi Koloid
Dalam sistem koloid, fase dispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, zat cair, atau gas.
Berdasarkan hubungan antara fase dispersi dengan medium dispersi, macam sistem koloid dapat dibagi menjadi:
No.
Fase terdispersi
Fase Pendispersi
Nama sistem koloid
Contoh sistem koloid
1.
Cair
Gas
Aerosol cair
Kabut, awan
2.
Cair
Cair
Emulsi
Air susu, santan
3.
Cair
Padat
Emulsi
Jelly, mutiara, keju
4.
Padat
Gas
Aerosol padat
Asap, Debu di udara
5.
Padat
Cair
Sol
Cat, Tinta, kanji
6.
Padat
Padat
Sol padat
Kaca berwarna, intan hitam
7.
Gas
Cair
Busa, buih
Buih sabun, krim krim kocok
8.
Gas
Padat
Busa padat
Batu apung, karet busa




1.       Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Sedangkan jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosal cair.
Contoh aerosol padat: asap dan debu dalam udara
Contoh aerosol cair: kabut dan awan
2.      Sol
Sol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair
Contoh sol: air sungai adalah sol dari lempung (tanah liat) dalam air, sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.
3.      Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain.
Ada dua macam emulsi, yaitu:
  • Emulsi minyak dalam air (M/A); contohnya santan, susu, dan lateks.
  • Emulsi air dalam minyak (A/M); contohnya mayonnaise, minyak bumi, dan minyak ikan.
4.      Buih
Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. Contohnya buih sabun.

5.      Gel
Gel adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair). Contohnya agar-agar, lem kanji, selei, gelatin, gel, sabun, dan gel silika.

IV.        Sifat-sifat koloid
Beberapa sifat-sifat koloid yang khas, yaitu:
a.       Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah suatu efek penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel yang terdapat dalam sistem koloid, sehingga jalannya berkas sinar terlihat.
b.      Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan terpatah-terpatah (gerak zig-zag) yang terus-menerus dalam sistem koloid
c.       Diffusi dan Filtrasi
Partikel koloid lebih sulit berdifusi bila dibandingkan dengan larutan sejati. Hal ini disebabkan ukuran partikel koloid lebih besar dibandingkan dengan partikel larutan sejati. Selain itu ukuran partikel koloid juga menyebabkan partikel koloid tidak dapat disaring dengan kertas biasa, tetapi harus dengan penyaring ultra.
Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penyerapan zat/partikel/molekul pada permukaan diri zat tersebut sehingga koloid akan memiliki muatan listrik. Antara partikel koloid dengan ion-ion yang diadsorpsi akan membentuk beberapa lapisan, yaitu:
                                                                    i.      Lapisan pertama ialah lapisan inti yang bersifat netral, terdiri atas partikel koloid netral.
                                                                  ii.      Lapisan ion dalam ialah lapisan ion-ion yang diadsorpsi oleh koloid.
                                                                iii.      Lapisan ion luar
d.      Kesetabilan koloid
Kesetabilan kolid ditentukan oleh muatan listrik yang dikandung partikel koloid. Muatan listrik dapat dilucuti, misalnya dengan penambahan zat yang bersifat elektrolit, akibatnya akan terjadi penggumpalan koloid atau pengendapan koloid
e.       Elektroforesis
Elektroforesis adalah peristiwa pemisahan koloid yang bermuatan. Partikel-partikel koloid yang bermuatan dengan bentuan arus listrik akan mengalir ke masing-masing elektroda yang bermuatannya berlawanan. Partikel yang bermuatan positif bergerak menuju ke elektroda positif.
f.       Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid dari proses koagulasi atau penggumpalan. Ada beberapa koloid pelindung yang digunakan pada emulsi, misalnya casein dalam susu. Jenis koloid ini disebut emuglatol.
g.      Dialisis
Dialisis adalah proses penyaringan koloid dengan menggunakan kertas perkamen atau membran yang diletakan di dalam air yang mengalir
h.      Koloid Liofil dan koloid Liofob
Umumnya terjadi pada koloid yang fase terdispersinya padatan dan mediumnya cairan atau berupa sol, sehingga lebih dikenal sebagai sol liofil atau sol liofob.
Sol liofil adalah sol di mana fase terdispersinya senang akan medium pendispersinya (senang akan cairan) atau di katakan juga afinitas atau daya tarik terhadap mediumnya sangat kuat.
Sol liofob adalah kebalikan dari sol liofil, di mana partikel fase terdispersinya kurang/tidak senang akan cairannya (mediumnya).
Perbedaan antara koloid liofob dengan koloid liofil dapat disimak pada tabel dibawah ini.
No.
Koloid liofil
Koloid liofob
1.
Partikel tidak dapat dilihat dengan microscope ultra
Partikelnya dapat dilihat denan microscope ultra
2.
Tidak menunjukan peristiwa elektroforesis
Menunjukan peristiwa elektroforesis
3.
Tidak mengalami koagulasi bila diberi sedikit elektrolit
Mengalami koagulasi jika diberi elektrolit
4.
Memiliki viskositas besar
Viskositas mirip medium pendispersinya
5.
Tegangan permukaan kecil
Tegangan permukaan mirip medium pendispersinya
6.
Tidak menjukan gerak brown
Menunjukan gerak brown yang jelas
7.
Pada penguapan atau pendinginan menghasilkan gel, yang akan membentuk sol lagi bila diberi medium pendispersinya
Pada penguapan atau pendinginan akan menghasilkan koagulasi, tidak membentuk sol kembali bila diberi medium pendispersinya.

V.                Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari

Sistem koloid sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Koloid banyak kita jumpai pada makanan, kosmetik, dan obat-obatan. Koloid pada makanan misalnya minyak ikan, jelly, susu, santan, mayones, dan lain-lain. Sedangkan koloid pada kosmetik adalah dapat berupa lotion atau krem. Koloid pada obat-obatan biasanya dalam bentuk sirup

Source :

Semoga bermanfaat. Good Luck :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar